BYD Atto 1

Masuk ke dalam kabin, Atto 1 menawarkan konfigurasi dua baris kursi yang mampu menampung hingga lima orang. Kursi belakang dapat dilipat untuk memperluas kapasitas bagasi dari 230 liter menjadi 930 liter.

Seluruh varian Atto 1 dilengkapi jok berbahan kulit. Kursi depan memiliki desain sporty dengan sandaran kepala yang menyatu dan bentuk lebar yang menopang tubuh pengemudi secara ergonomis.

Varian Premium menawarkan pengaturan kursi elektrik untuk posisi rebah, maju mundur, serta kemudi yang bisa disesuaikan secara tilt dan teleskopik. Dasbor tampil sederhana namun modern dengan kombinasi warna hitam dan silver. Tombol fisik untuk pengaturan audio, AC, mode berkendara, dan transmisi ditempatkan di tengah dasbor untuk kemudahan akses.

Setir berbahan kulit dengan desain flat bottom menambah kesan sporty. Tombol multifungsi di sisi kiri dan kanan memungkinkan pengemudi mengatur audio dan mengakses menu pada layar meter cluster 7 inci yang menampilkan informasi berkendara, termasuk sistem pemantau tekanan ban (TPMS).

Layar utama berukuran 10,1 inci menjadi pusat kendali infotainment, mendukung konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto. Sistem audio terdiri dari empat speaker yang tersebar di kabin. Sebagian besar pengaturan kendaraan dilakukan melalui layar ini, seperti EPB trailer mode, mode berkendara, rem regeneratif, dan manajemen baterai. Untungnya, pengaturan dasar tetap tersedia dalam bentuk tombol fisik di dasbor dan door trim.

Varian Premium juga dilengkapi pengisian daya nirkabel serta port USB Type A dan C di konsol tengah. BYD menambahkan fitur hiburan berupa karaoke on-the-go, dengan mikrofon yang dijual terpisah untuk penumpang.

Di baris kedua, meski tergolong mobil kompak, ruang kaki dan kepala masih cukup untuk penumpang dengan tinggi hingga 1,7 meter. Tersedia kantong penyimpanan di belakang kursi depan, sandaran kepala terpisah, dan sabuk pengaman tiga titik.

Namun, ada beberapa catatan. Desain jendela yang menyempit di area bahu penumpang membatasi pandangan ke luar. Kursi depan yang berukuran besar juga menghalangi pandangan ke depan bagi penumpang belakang.

Satu perhatian lain adalah sistem pendingin udara. Tidak adanya ventilasi AC di baris kedua membuat distribusi udara kurang merata. Untuk mencapai penumpang belakang, pengaturan AC harus dinaikkan ke level tinggi, yang justru membuat penumpang depan merasa terlalu dingin.

Letak kisi-kisi AC di bawah dasbor, tepat di belakang konsol tengah yang memuat fitur wireless charger, turut menghambat aliran udara ke belakang. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kenyamanan suhu kabin secara merata.

BYD menyebut bahwa desain Atto 1 mengambil inspirasi dari elemen laut. Siluet bodinya ramping dengan lekukan lembut yang berpadu dengan nuansa sporty. Warna-warna yang tersedia seperti Apricity White, Cosmos Black, dan Sprout Green memberikan pilihan ekspresif bagi konsumen muda yang ingin tampil beda.

Bagian depan mobil ini menampilkan lampu utama yang menyerupai desain mobil sport Eropa. Sistem pencahayaan sudah menggunakan teknologi LED untuk lampu depan dan belakang. DRL bergaya double slash di bagian depan serta bar lampu belakang yang menyatu dengan high mounted brake light menambah kesan futuristik.

Spoiler belakang berukuran besar menjadi elemen visual yang menonjol, kontras dengan dimensi keseluruhan Atto 1 yang kecil. Pilar C berbentuk diamond memberikan kesan streamline, meski berdampak pada ukuran jendela baris kedua yang terlihat lebih sempit—sebuah kompromi demi tampilan sporty.

Dimensi Atto 1 mencakup panjang 3.925 mm, lebar 1.720 mm, tinggi 1.590 mm, dan wheelbase 2.500 mm. Radius putar 4,95 meter serta ground clearance 155 mm menjadikannya sangat cocok untuk manuver di jalanan kota yang padat.

Fitur eksterior lainnya termasuk tombol pembuka bagasi elektrik, spion elektrik dengan pemanas, dan antena model shark fin. Velg 16 inci dengan desain sporty melengkapi tampilan kaki-kaki, sementara sistem pengereman cakram di keempat roda memastikan keamanan berkendara.

BYD Atto 1 hadir sebagai kendaraan listrik kompak yang mengandalkan teknologi Blade Battery—sistem baterai khas BYD yang dikenal tahan lama dan efisien. Varian Dynamic dibekali baterai berkapasitas 30,08 kWh dengan estimasi jarak tempuh hingga 300 km, sementara varian Premium menggunakan baterai 38,88 kWh yang mampu menjangkau hingga 380 km berdasarkan pengujian NEDC. Pengisian daya pun praktis berkat dukungan DC fast charging, yang memungkinkan pengisian dari 30% ke 80% hanya dalam waktu 30 menit.

Motor listrik Atto 1 ditempatkan di roda depan, menghasilkan tenaga sebesar 55 kW atau sekitar 74 PS dan torsi maksimum 135 Nm. Berdasarkan data pabrikan, akselerasi dari posisi diam ke 50 km/jam dapat dicapai dalam waktu 4,9 detik, dengan batas kecepatan tertinggi ditetapkan pada 130 km/jam.
Pengemudi dapat memilih tiga mode berkendara—Normal, Eco, dan Sport—melalui tombol fisik yang terletak di dasbor. Kehadiran mode ini memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan karakter mobil dengan kondisi jalan yang dihadapi.

Uji coba Atto 1 oleh Oto.com dilakukan di rute luar kota, melintasi Semarang, Solo, dan Yogyakarta dengan total jarak sekitar 170 km. Di area perkotaan, performa Atto 1 dinilai memuaskan. Dalam kondisi lalu lintas padat dan skenario stop-and-go, tenaga dari motor listrik di roda depan mampu memenuhi ekspektasi. Mode Eco dan Normal digunakan di area ini dan memberikan pengalaman berkendara yang nyaman.

Saat melintasi jalan menanjak di Semarang, Atto 1 menunjukkan respons yang baik. Mobil mampu menanjak dengan cepat dan mencapai kecepatan yang diinginkan tanpa kesulitan. Meski begitu, bagi pengguna yang terbiasa dengan EV berdaya besar dan baterai berkapasitas tinggi, performa Atto 1 mungkin terasa kurang bertenaga—ibarat membandingkan mobil bermesin 1.000 cc dengan 1.500 cc. Namun, hal ini bisa diatasi dengan adaptasi penggunaan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam hal kemudi, mode Comfort menjadi pilihan favorit saat berkendara di kota. Setir terasa ringan dan mudah dikendalikan, membuat manuver di jalanan sempit terasa menyenangkan.

Perjalanan antar kota melalui tol Semarang–Solo–Yogyakarta menjadi ajang pembuktian performa Atto 1 di kecepatan tinggi. Mode kemudi dan mode berkendara Sport dipilih untuk memberikan rasa stabil dan tenaga yang lebih responsif. Tanjakan di area Semarang serta keberadaan kendaraan besar di jalur tol membuat kebutuhan untuk mendahului lebih sering muncul. Mode Sport memberikan torsi instan yang dibutuhkan saat pedal akselerator ditekan secara spontan.

Satu hal yang terasa kurang adalah absennya tuas transmisi manual yang bisa mensimulasikan penurunan gigi untuk mendapatkan torsi tambahan, seperti yang biasa ditemukan pada EV kelas atas. Karena itu, mode Sport menjadi andalan sepanjang perjalanan untuk mendapatkan respons tenaga yang lebih agresif.

Atto 1 memang tidak dilengkapi dengan fitur ADAS canggih seperti yang dimiliki EV dengan harga di atas Rp300 juta. Namun hal ini bisa dimaklumi, mengingat target pasar Atto 1 adalah pengguna yang baru beralih dari mobil konvensional atau menjadikannya sebagai kendaraan utama pertama mereka.

Sepanjang perjalanan, kenyamanan berkendara didukung oleh fitur cruise control. Tombol pengatur kecepatan terletak di sisi kiri setir, memungkinkan pengemudi menetapkan kecepatan dan mengistirahatkan kaki dari pedal gas.
Batas kecepatan maksimum Atto 1 yang ditetapkan di angka 130 km/jam dianggap sebagai keputusan yang logis, mengingat dimensi mobil yang kompak. Meski demikian, ada sedikit rasa frustrasi saat melihat mobil LCGC atau kendaraan konvensional lain dengan mudah melampaui Atto 1 di jalan tol.

Sistem pengereman Atto 1 cukup meyakinkan untuk penggunaan di dalam kota. Cakram ventilasi di roda depan dan cakram biasa di roda belakang memberikan performa yang stabil. Namun, saat digunakan di jalan tol dengan kecepatan tinggi, respons pengereman terasa memiliki jeda. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh sistem regeneratif yang dapat diatur tingkat kekuatannya.

Dalam uji coba perjalanan luar kota, efisiensi daya Atto 1 turut diuji. Perjalanan dari Semarang ke Yogyakarta sejauh sekitar 170 km dilakukan dengan tiga penumpang dewasa yang memiliki total berat sekitar 200 kg. Mode Sport digunakan sepanjang perjalanan, yang melintasi jalan kota, tol, dan lalu lintas yang relatif lancar.

Di akhir perjalanan, MID menunjukkan konsumsi rata-rata sebesar 14,6 kWh per 100 km. Jika dikonversi, angka tersebut setara dengan efisiensi 6,8 km per kWh. Dengan asumsi total konsumsi daya sebesar 25 kWh, dan tarif pengisian di SPKLU Rp2.466 per kWh, maka biaya perjalanan kali ini mencapai Rp61.650—angka yang sangat efisien untuk jarak tempuh tersebut.

Meski tidak dibekali teknologi ADAS, Atto 1 tetap menawarkan fitur yang cukup lengkap untuk kebutuhan berkendara harian. Varian Premium dilengkapi enam airbag, sabuk pengaman dengan pretensioner dan force limiter di depan dan belakang, ISOFIX untuk kursi anak, serta sistem pemantau tekanan ban (TPMS) yang terintegrasi dalam MID.

Fitur tambahan lainnya mencakup kamera belakang dengan tiga sensor radar untuk memudahkan parkir, sistem auto hold, rem parkir elektrik, kontrol stabilitas elektronik, ABS, EBD, dan kontrol traksi. Atto 1 juga dilengkapi dengan sistem deselerasi rem parkir, kontrol dinamika kendaraan, hill-start assist, fungsi pengereman nyaman, sistem pengereman regeneratif terkoordinasi, dan kemudi elektrik C-EPS.