BYD Atto 3

Interior tampak kontras dengan bahasa desain luar, karena menampilkan rancangan cukup nyeleneh. Diklaim sebagai interior mobil pertama yang dirancang dari konsep olahraga dan fitness. Michael Paganetti sebagai orang yang bertanggung jawab, mengambil inspirasi dari berbagai alat-alat gym. Begitu pula bentuk dasbor yang disebut Muscle Streamline, menggambarkan otot-otot menyembul dari hasil fitness. Terlihat jelas dari garis-garis membentang sepanjang door trim hingga konsol tengah. Ditambah lekukan-lekukan berani dipadukan juga warna berbeda. Sekaligus membuatnya futuristik bak mobil konsep.

Beberapa detail terinspirasi dari alat-alat gym. Misalnya ventilasi AC garis-garis vertikal mirip alat multi gym. Shifter transmisi disebut mirip dumbbell enak digenggam dan mudah pengoperasiannya. Dalam area sama dengan terdapat armrest yang idenya diambil dari treadmill.

Selain itu, banyak gimik unik sebagai daya pikat. Misalnya gagang pintu grip-style. Dibuat estetik dan juga ergonomis digenggam tangan. Komponen ini menyatu dengan speaker bulat termasuk juga ambient lighting yang pendarannya bisa menyesuaikan irama musik. Lalu bagian yang sempat viral adalah 3 senar ibarat ring tinju di door trim. Tiga nada berbeda bisa dimainkan semua penumpang termasuk pengemudi. Mungkin untuk menghilangkan kejenuhan saat terjebak macet.

Ada perbedaan penampilan dengan Atto 3 beredar di Malaysia dan Thailand. Untuk versi Indonesia, aksen sirip ikan di pilar D dilabur hitam glossy, bukan silver. Lalu emblem di bagasi bukan berupa tulisan Build Your Dream, melainkan BYD saja.

Desain Atto 3 terlihat paling simpel dibandingkan model BYD lain. Jadi, mudah diterima dan disukai konsumen. Tidak mencolok, tapi masih ada unsur elegan. Secara obyektif, seharusnya gampang diterima selera pasar sini.

Dimensi tergolong kompak (4.455 x 1.875 x 1.616 mm). Namun masih lebih besar dibandingkan mobil sekelas seperti Honda HR-V, Mitsubishi XForce, Toyota Yaris Cross, bahkan sesama SUV listrik Chery Omoda E5 dan MG ZS EV. Bahkan wheelbase 2.720 mm juga paling panjang.

Kedua varian digerakkan Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 204 PS dan torsi 310 Nm. Klaim akselerasi 0-100 km/jam untuk trim Superior dalam 7,3 detik dan kecepatan puncak 160 km/jam. Sementara Advance lebih pelan sedikit 7,9 detik dengan top speed. Pembeda utama dari baterai. Tipe Superior berkapasitas 60,48 kWh berkemampuan jelajah 480 km (NEDC). Sedangkan Advance 49,92 kWh sanggup berjalan sejauh 410 km (NEDC).

Saat kami coba, tarikannya enak dan mudah menggapai kecepatan tinggi. Luapan torsi instan juga tereduksi dengan halus. Tidak ada hentakan kasar, akselerasi berlangsung mulus dan cepat. Dalam mode Eco saja sudah tergolong cepat mengemangkan kecepatan. Model Sport lebih buas lagi ekstraksi torsinya.

Pengisian baterai bisa metode AC maupun DC. Sayang fast charging DC hanya mampu maksimal 88 kW. Untungnya pakai port CCS2 yang sudah umum, sementara AC charging pakai Type 2. Vehicle-to-Load (V2L) menjadi fitur standar. Membuat mobil ini bisa berfungsi seperti sumber energi listrik berjalan. Ditambah pula regenerative braking supaya Energi terbuang dari pengereman disimpan ke dalam baterai.

Fitur keselamatan luar biasa lengkapnya. Termasuk paket ADAS komplet. Mulai dari 7 Airbag, ABS + EBD, Electronic Stability Program (ESP), Traction Control System (TCS), Electronic Brake Force Distribution (EBD), Hill Descent Control (HDC), 360° View Monitor, Automatic Vehicle Hold (AVH), Adaptive Front Light (AFL), Intelligent Cruise Control, Automatic Emergency Braking (AEB), Front Collision Warning (FCW), Rear Collision Warning (RCW), Blind Spot Monitoring (BSD), Door Open Warning (DOW), Lane Departure Warning (LDW), Lane Keeping Assist (LKA), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Rear Cross Traffic Brake (RCTB).