PT Chery Sales Indonesia (CSI) tengah menyoroti pencapaian luar biasa dari produk plug-in hybrid terbarunya, Tiggo 8 CSH. SUV ini ternyata mendapat sambutan hangat dari pasar Indonesia. Dalam waktu relatif singkat sejak peluncurannya, sudah tercatat sekitar 2.000 unit dipesan oleh konsumen.
Menurut Budi Darmawan selaku Direktur Pemasaran CSI, dari jumlah tersebut, sebanyak 600 unit sudah berhasil dikirimkan ke tangan konsumen. Menariknya lagi, semua unit ini diproduksi secara completely knocked down (CKD). Budi menambahkan bahwa target internal perusahaan adalah menjual sekitar 1.000 unit setiap bulan.
Berbeda dengan tren penjualan produk kendaraan listrik murni (BEV) Chery yang sebelumnya didominasi konsumen dari wilayah Jabodetabek, kali ini penyebaran pemesan Tiggo 8 CSH lebih merata. Bahkan, kontribusi dari luar Jabodetabek mencapai hampir 50 persen.
Budi menjelaskan bahwa teknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) seperti pada Tiggo 8 CSH bisa menjadi alternatif yang masuk akal bagi masyarakat di daerah yang infrastrukturnya belum sepenuhnya mendukung kendaraan listrik murni. “Konsumen tetap bisa menikmati pengalaman berkendara dengan mobil listrik, tanpa harus khawatir soal keterbatasan SPKLU karena masih ada mesin bensin sebagai backup,” jelasnya.
Dengan permintaan yang terus membanjir, PT CSI langsung bergerak cepat untuk menyesuaikan kapasitas produksi. Budi menyebut bahwa waktu inden diperkirakan hanya berlangsung sekitar dua minggu hingga satu bulan. Ia menjamin bahwa konsumen tidak perlu cemas akan antrean panjang. “Kita usahakan terus kejar produksi agar tidak terjadi kasus keterlambatan seperti pada Chery J6 sebelumnya,” tegasnya.
Saat ini proses produksi Tiggo 8 CSH masih mengandalkan fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor. Namun dengan prospek cerah pasar Indonesia, Chery mulai mempertimbangkan pendirian pabrik perakitan milik sendiri di Tanah Air.
Rifkie Setiawan, Head of Brand PT CSI, mengungkapkan bahwa Chery Global telah mengirim tim khusus untuk meninjau dan melakukan riset terkait pembangunan pabrik. “Targetnya, proses riset akan rampung pada 2027. Meski belum ada peletakan batu pertama, arah pembangunannya sudah jelas,” ungkap Rifkie.
Sebelumnya, jajaran petinggi Chery sempat bertemu langsung dengan Presiden Prabowo untuk membicarakan peluang investasi jangka panjang di Indonesia. Pembahasan meliputi peningkatan kapasitas produksi hingga rencana menambah volume penjualan dan model kendaraan.
Rifkie menjelaskan bahwa Indonesia dianggap penting dalam strategi ekspansi Chery, mengingat saat ini mereka menjadi salah satu merek mobil dengan ekspor terbesar dari Tiongkok. Karena itu, pembangunan fasilitas pabrik di Indonesia dianggap sebagai langkah logis.
Ia juga menambahkan bahwa lokasi pabrik nanti tidak akan ditempatkan di luar Pulau Jawa. “Kami tidak hanya melihat kebutuhan saat ini, tapi juga proyeksi jangka panjang, termasuk peluncuran sub-merek baru. Maka dari itu, keberadaan pabrik sendiri menjadi sangat penting,” ujarnya.
Tiggo 8 CSH memang hadir dengan banderol harga menarik dan teknologi yang kompetitif. Saat pertama kali diperkenalkan, 1.000 unit awal ditawarkan dengan harga promo Rp499 juta. Tak butuh waktu lama, unit tersebut langsung habis terjual. Kini, harga resmi SUV PHEV ini berada di kisaran Rp519 jutaan.
Secara teknis, Tiggo 8 CSH dibekali mesin turbo 1.5 liter yang mampu menghasilkan tenaga gabungan sebesar 342 hp dan torsi puncak 525 Nm. Ditenagai juga oleh baterai berkapasitas 18,3 kWh, kendaraan ini diklaim mampu menempuh jarak hingga 90 km hanya dengan tenaga listrik. Jika digabungkan dengan mesin bensin, jarak tempuh total bisa mencapai 1.300 km—angka yang membuatnya unggul dalam hal efisiensi dan fleksibilitas. (Sta)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2025. Semua Hak Cipta Dilindungi.