Fakta, AC Bugatti Bisa Sejukkan Apartment Berukuran 80 m2
JAKARTA -- Sistem pendingin udara kendaraan atau umumnya disebut AC menjadi bagian kendaraan. Anda mungkin tahunya, AC berfugsi mendinginkan bagian kabin. Sebagai fitur umum sebuah mobil rasanya ini hal yang sederhana untuk dikembangkan. Padahal tak sesederhana itu.
Ditarik ke belakang, sejarah AC berjalan sejak 1933 silam, artinya sudah 87 tahun. Sebagian dari kita bakal berpikir pemasangan AC ke dalam sebuah kendaraan akan menjadi suatu hal yang standar seperti layaknya memasang jok mobil. Padahal tak sesederhana itu. Fungsinya terbilang sama seperti jok, unit AC juga harus spesifik dengan fungsi mobil itu sendiri.
Inilah yang terjadi dengan Bugatti, dan Julie Lemke, seorang wanita asal Jerman yang merancang sistem pendingin udara untuk Bugatti akan mengungkapkan pokok masalah yang sebenarnya. Lemke sendiri telah bekerja di industri otomotif sejak 2013 dan mulai bergabung dengan pabrikan Bugatti sejak empat tahun lalu.
Sebagai koordinator teknis keseluruhan untuk sistem pendingin udara Bugatti dan pemegang gelar doktor dalam bidang teknik, Julia Lemke telah merancang sistem pendingin udara baru untuk memastikan sistem aliran udara dan pendingin udara siap bekerja dengan sempurna pada model Chiron Pur Sport1 terbaru, Divo2 dan semua model Chiron3 lainnya.
Sistem Pendingin
Seperti dilansir motor1, Lemke menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam pemasangan sistem AC untuk semua model Bugatti adalah melalui keyakinan jika setiap orang memiliki suhu optimal sendiri. Contoh umumnya seperti ini, orang Eropa biasanya merasa nyaman dengan suhu antara 21 dan 22 derajat, sedangkan sebagian besar orang Amerika lebih menyukai beberapa derajat lebih dingin. Dalam hal ini, ia harus memastikan dengan pasti jika sistem AC akan langsung bekerja cepat tanpa suara, dan para penumpang hanya perlu merasakan kesejukan tanpa perlu menyadarinya. Sistem ini terdiri dari saluran AC dengan total panjang sekitar 9,5 meter karena konsep mesin yang diusung berada di tengah (mid-engine).
Rintangan penting lainnya adalah kecepatan. Saat nama Bugatti, khususnya Chiron, Divo, dan Chiron Pur Sport, dikenal sebagai supercar dengan kecepatan diatas 400 km/jam, maka sistem AC yang digunakan pun tentu berbeda dari yang konvensional. Hawa yang dihasilkan pun dapat berubah dengan kecepatan yang digapai. Jika kendaraan konvensional dapat menerima udara luar yang masuk ke interior melalui ujung bawah kaca depan, sektor kabin Bugatti hanya dapat menerima hawa udara luar saat mobil ini telah mencapai kecepatan 250 km/jam atau di atasnya karena sangat kedap.
Kaca Depan
Hal terpenting justru adalah posisi kaca depan Bugatti yang hampir terlihat datar. Kaca ini hanya memiliki sudut kemiringan 21,5 derajat dibandingkan dengan 30 derajat biasa milik mobil kompak konvensional. Akibatnya, kemiringan ini tentunya akan menambah bagian kabin menjadi lebih panas karena radiasi matahari yang lebih tinggi memasuki kabin, belum lagi jika ditambah dengan opsi sunroof Sky View yang populer di mobil Bugatti.
Untuk mengatasi hawa panas ini, Lemke pun menyematkan kompresor AC milik Bugatti dengan kapasitas pendinginan dengan tenaga yang lebih dari 10 kilowatt (13 hp). Dengan kapasitas besar ini rasanya cukup untuk mendinginkan seluruh gedung apartment Eropa berukuran 80 m2 (861 kaki persegi), klaim Bugatti. (Vox/Raju)
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test