Ini Alasan Lampu Rem Berwarna Merah dan Sein Berwarna Orange

JAKARTA, 26 Maret 2017 - Penggunaan lampu rem belakang dengan warna merah diaplikasikan pada semua kendaraan di dunia baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Namun, tahukah anda maksud penggunaan warna tersebut? Berikut penjelasannya. Lampu belakang pada motor berfungsi sebagai peringatan bagi pengendara lain di belakangnya. Berdasar hal tersebut, warna cahayanya dibuat agar mudah ditangkap mata. Sementara, pemilihan warna merah berdasar pada Vienna Convention on Road Traffic tahun 1949. Konvesi ini merupakan konvensi mengenai kendaraan di jalan raya. Konvensi ini menyebut tentang warna merah yang digunakan sebagai lampu belakang dan kuning sebagai sign lamp (dibaca: lampu sein). Mata normal manusia sanggup menerima spektrum warna dengan panjang gelombang 400-700 nanometer (nm), karena warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang yaitu 630-760 Nm maka dianggap paling nyaman dan cocok digunakan sebagai warna peringatan. Studi NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) tahun 2008 pun menguatkan teori tersebut dengan menunjukkan tingkat respon pengendara meningkat 28% ketika melihat lampu rem berwarna merah dan lampu sein berwarna jingga. Dr. Terry Mart, pakar fisika yang juga staf pengajar Departemen Fisika FMIPA UI yang mengatakan jika unsur cahaya kuning pada lampu sein memiliki panjang gelombang 0,58 mikron, dengan tingkat sensitivitas terhadap mata manusia sebesar 0,85 (skala 1.0). Jika melihat ukuran spektrum warna, lampu sen dengan unsur warna jingga memiliki spektrum yang tak kalah panjangnya yaitu 590-620 nm. Inilah mengapa merah dan jingga dipilih menjadi warna lampu peringatan pada kendaraan. Dengan tingkatan panjang gelombang yang tinggi, warna merah dan jingga atau kuning cenderung lebih direspon dengan baik oleh mata. ANDHIKA KRESNA