Laba Grup Otomotif Astra Naik Tajam Berkat Insentif PPnBM
Kenaikan mencapai 362 persen jika dibandingkan periode sama 2020. Angkanya menyentuh Rp3,3 triliun berbanding Rp716 miliar. Kinerja paruh tahun ini, sangat dibantu oleh penjualan roda empat. Sebab mereka diuntungkan insentif sementara atas pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dari pemerintah. Sehingga terjadi peningkatan volume penjualan.
“Sebagian besar bisnis grup mengalami perbaikan pada semester pertama 2021, dibandingkan dengan periode sama 2020. Waktu itu perusahaan menghadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang signifikan. Terkait penanggulangan pandemi Covid-19 pada kuartal kedua 2020. Meskipun kondisi bisnis telah membaik. Kinerja grup masih terus menantang hingga akhir tahun ini. Mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih terdampak oleh situasi pandemi di Indonesia. Kondisinya sangat memprihatinkan akhir-akhir ini. Neraca keuangan dan posisi pendanaan grup tetap kuat,” ucap Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International dalam laporan keuangan (29/7).
Dilihat dari penjualan mobil nasional yang naik 51 persen menjadi 393.000 unit pada semester pertama 2021. Pemasaran kendaraan Astra pun ikut terkerek 50 persen menjadi 210.000 unit. Perseroan mengantongi pangsa pasar stabil sebesar 53 persen. Ada delapan model baru dan enam model revamped telah diluncurkan dari Januari sampai Juni 2021.
Baca Juga: Thailand Masih Teratas dalam Penjualan Mobil ASEAN 2021
Kemudian penjualan sepeda motor secara nasional naik 30 persen menjadi 2,5 juta unit pada semester pertama. Torehan Honda Astra juga naik 29 persen menjadi 1,9 juta unit dengan pangsa pasar yang stabil. Empat model baru dan tujuh model penyegaran telah diluncurkan. Lalu bisnis komponen otomotif grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP). Tercatat laba bersih sebesar Rp267 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer). Juga pasar suku cadang pengganti (replacement market).
Infrastruktur dan Logistik
Bergeser ke divisi infrastruktur dan logistik. Grup mencatat laba bersih Rp91 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp88 miliar pada semester pertama 2020. Penyebabnya ialah peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA). Astra mempunyai pemilikan saham di 358 km ruas jalan tol. Aset ini telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan dari bisnis jalan tol Grup meningkat sebesar 41 persen.
Pada Juni, Astra mengakuisisi tambahan 14 persen saham di Marga Lingkar Jakarta. Sehingga kepemilikan grup menjadi 49 persen. Marga Lingkar Jakarta adalah operator tol Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 km. Merupakan bagian dari tol Lingkar Luar Jakarta I. Selanjutnya laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) meningkat sebesar 138 persen menjadi Rp81 miliar. Mereka mendapat untung dari penjualan mobil bekas. Kemudian marjin operasi lebih baik serta peningkatan jumlah kontrak sewa menjadi 23.000 unit. (Alx/Odi)
Baca Juga: Kelangkaan Chip Semikonduktor Menyebabkan Produksi Mobil Terganggu
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test