Pursang E-Track, Trail Lawasa Bertenaga Listrik
JAKARTA, Motovaganza.com – Penggemar motor trail lawas mungkin masih ingat dengan nama ini; Pursang. Di era 70-80an, motor bernama Bultaco sempat meramaikan segmen trail dua tak. Sayang, kemudian hilang dari peredaran. Kini, lebih dari empat dekade kemudian jenama asal Spanyol itu coba dihidupkan kembali. Bedanya, Pursang E-Track kini mengadopsi tenaga listrik.
Adalah Jim Palau-Ribes yang coba menghidupkannya kembali. Pria yang memiliki pengalaman mendesain untuk Mazda, PSA Peugeot Citroen, Lamborghini, Seat dan Audi, ini mencoba merancang kembali Pursang. Namun tak mentah-mentah menjiplak rancang bangun masa lalu. Ia tak lagi memasang dapur pacu dua langkah.
E-Track menggunakan tiga baterai 48V yang jadi sumber energi, menghasilkan daya 7,2 Kw. Lantas diterjemahkan motor elektrik 11 KW buatan BOSCH melalui penggerak rantai.
Performanya cukup jempolan. Klaim pabrik mengatakan kecepatan puncak di angka 120 kpj. Lantas karakternya pun dapat dipersonalisasi, namun tentu berpengaruh pada jarak tempuh. Semisal mode Boost, alias full power, membuat throttle lebih sensitif, tapi hanya sanggup 80 km. Sementara mode cruise maksimal 120 km, serta Go 160 km. Waktu pengisian dayanya sendiri memakan waktu enam jam.
Baca juga: Viral Lelang Motor Listrik Jokowi, Seperti Apa Spesifikasi Gesits?
Rangka
Secara tampilan, rangka E-Track cukup apik dan rapi. Bagian bawahnya menyerupai blok mesin, lengkap dengan aksen timbul meniru bentuk crankcase. Memang, area yang biasanya menjadi kepala silinder combustion engine ditutup cover. Tapi rasanya lebih baik begini, ketimbang mempertontonkan sesuatu yang kurang elok. Kemampuan suspensi E-Track sudah mumpuni untuk bergerilya di tanah. Fork upside down 41 mm dari Olle menopang guncangan roda depan. Ditemani monoshock adjustable belakang dari merek sama, serta swing arm aluminium tebal. Demi memperkuat karakter, dipasang juga pelek jari-jari berbalut ban Pirelli Scorpion. Baca juga: 2 Sepeda Motor Listrik Singapura Siap Masuk IndonesiaFitur
Tampilannya sederhana. Tak banyak panel menempel, mengingat ia berjenis Flat Tracker. Kiblatnya komposisi motor lawas: Lampu buat, “tangki”, jok tipis, serta buntut pendek. Hanya ada sedikit aksen sayap di sisi jok dan dekat fork. Hampir seluruh panel dilaminasi serat karbon. Hasilnya, E-Track terkesan mahal. Jok kulit coklat muda juga menjadi aksen kontras di antara permukaan gelap lainnya, supaya tak membosankan. Pursang E-Track belum dijual. Oktober tahun ini mereka baru bakal merilis sang legenda ke pasaran, dengan estimasi banderol EUR 13.700, atau sekitar Rp 222 jutaan. Jumlah yang disiapkan pun tak banyak, kurang dari 25 unit untuk delivery pertama. Baca juga OTO: Pursang E-Track: Respons Legenda Trail Spanyol Menuju Era Elektrifikasi HELMI ALFRIANDI | RAJU FEBRIANArtikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test