Review Kabel Accent Wire: Benarkah Bikin Motor Kesetanan?

Jakarta, 19 April 2019 - Kehadiran kabel Accent Wire atau “kabel setan” yang terdiri dari kabel positif CDI atau ECU ke koil telah ramai dibicarakan, bahkan mengundang pro dan kontra di khalayak luas. Alasannya, banyak pihak yang heran bahkan meragukan, bagaimana mungkin seutas kabel mampu mendongkrak performa mesin motor dan mobil? Namun, tak sedikit pula yang tak menyangkal kabel Accent Wire mampu meningkatkan performa. Polemik ini yang membuat Motovaganza penasaran dan ingin menjajalnya secara langsung. Kami pun merapat ke markas Accent Wire di Srengseng, Jakarta Barat, untuk mengorek informasi sekaligus menjajalnya di motor KTM Duke 250. Menurut Indra Santoso, penemu Accent Wire, kabel itu adalah penghantar terbaik dari ecu / ecm / cdi ke koil / coil ignition (+) yang bertujuan untuk membuat arus listrik menjadi lebih teratur dan stabil saat masuk ke koil. Dengan begitu, tidak ada ion ion negatif selain arus listrik dari ecu / ecm / cdi. “Dengan kata lain, memurnikan arus listrik dan membuat aliran listrik menjadi lebih lancar,” sebut Indra Santoso, founder PT Tekno Parts Indonesia. Semua pengetahuan itu diakui Indra didapatkan setelah melakukan riset, serta trial and error secara berkesinambungan. Singkat kata, saya bergerak menuju bengkel Indra Santoso di wilayah Srengseng, Jakarta Barat. Sembari bersiap untuk proses pemasangan kabel Accent Wire ke KTM Duke 250, Indra juga berkata bahwa kabel ini bukan untuk menambah voltase, melainkan untuk menunjukkan kemampuan motor kita yang sebenarnya. Beralih ke pemasangan kabel. Langkah pertama adalah memasang kabel Accent wire menuju koil. Posisi koil KTM Duke 250 model year 2016 berada di badan motor sebelah kanan, atau sejajar dengan putaran gas, tepat di samping tangki bahan bakar. Proses pemasangan Accent Wire di KTM Duke 250 sangat ribet. Pasalnya kami harus membuka jok depan dan belakang. Langkah tersebut dilanjutkan dengan mengangkat tangki bahan bakar.  Selepas memasang kabel menuju koil (Accent Wire positif), Indra meminta kami menjajalnya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang terjadi pada performa motor. Terbatasnya lahan pengujian di lingkungan markas Accent Wire, membuat kami tidak bisa melakukan pengetesan secara leluasa. Selepas pengujian singkat itu, menurut kami terasa ada perubahan pada respons mesin di putaran 6.000-7.000 rpm. Lebih agresif! Lagi-lagi, keterbatasan lahan pengetesan membuat kami tidak bisa mengeksplorasi motor secara maksimal. Merasa cukup puas dengan testimonial kami, Indra kemudian mengeluarkan “jurus kedua”, yakni memasang kabel Accent Wire negatif. “Busi membutuhkan arus negatif untuk menyempurnakan kinerjanya. Kabel Accent Wire negatif dibutuhkan untuk meningkatkan arus negatif  di busi,” jelas Indra. “Dampaknya, membuat mesin lebih sehat,” imbuhnya. Cara pemasangannya cukup mudah. Cukup sambungkan Accent Wire Negatif pada kutub negatif aki ke baut mesin di dekat busi motor. Pemasangannya pun cukup mudah karena kabel cukup disisipkan di sela-sela sasis KTM, menuju baut mesin. Selepas pemasangan ini, lagi-lagi Indra meminta kami mengujinya. Berbeda dengan sebelumnya, kombinasi kedua kabel Accent Wire tersebut membuat raungan mesin berubah, putaran gas berisi. Padatnya lalu lintas lagi-lagi membuat kami tak bisa mengeksplorasi performa mesin. Akhirnya kami pun hanya puas dengan mereka-reka peningkatan performa yang terjadi. Sehari kemudian, uji performa yang lebih komprehensif bisa dilakukan. KTM Duke 250 kami isi dengan bahan bakar dengan Ron 98, lalu kami coba menguji akselerasinya di jalanan yang lengang. Hasilnya, benar-benar berbeda. KTM Duke 250 besutan saya semakin garang di putaran bawah-menengah (5.000-8.000 rpm). Kecepatan 130 km per jam dihajar tanpa susah payah, dan motor masih terus agresif mengikuti putaran mesin. Sayangnya, kondisi trek pengujian membuat kami harus mengurangi kecepatan. Setelah tepat dua bulan menggunakan Accent Wire dan Accent Wire negatif sehari-hari, tidak terjadi efek samping yang dapat merusak motor. Respons motor pun terasa lebih beringas di putaran bawah dan menengah. Reza Erlangga              

Baca Semua

Artikel Unggulan

Artikel yang direkomendasikan untuk anda

Baca Semua

Motor Unggulan

  • Yang Akan Datang

Artikel Motor dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test
  • Pilihan Diskon dan Promo Motor Baru di IMOS 2025
    Pilihan Diskon dan Promo Motor Baru di IMOS 2025
    Zenuar Yoga . 27 Sep, 2025
  • Puluhan Motor Terbaru Bisa Dicoba Langsung di Test Ride IMOS 2025
    Puluhan Motor Terbaru Bisa Dicoba Langsung di Test Ride IMOS 2025
    Zenuar Yoga . 26 Sep, 2025
  • Tiga Pilihan Motor Bergaya Klasik di IMOS 2025
    Tiga Pilihan Motor Bergaya Klasik di IMOS 2025
    Zenuar Yoga . 26 Sep, 2025
  • Panduan Lengkap Mengunjungi IMOS 2025
    Panduan Lengkap Mengunjungi IMOS 2025
    Zenuar Yoga . 26 Sep, 2025
  • GIVI Hadirkan Lini Box Premium dengan Fitur Modern di IMOS 2025
    GIVI Hadirkan Lini Box Premium dengan Fitur Modern di IMOS 2025
    Zenuar Yoga . 26 Sep, 2025
  • Yamaha XMax, Sembilan Tahun Menjadi Ikon Skutik Premium di Indonesia
    Yamaha XMax, Sembilan Tahun Menjadi Ikon Skutik Premium di Indonesia
    Zenuar Yoga . 19 Sep, 2025
  • Komparasi Skutik Harian: New Honda Scoopy vs Yamaha Gear Ultima Hybrid S, Mana Lebih Baik?
    Komparasi Skutik Harian: New Honda Scoopy vs Yamaha Gear Ultima Hybrid S, Mana Lebih Baik?
    Zenuar Yoga . 10 Sep, 2025
  • New Yamaha MT-25 vs Suzuki V-Strom 250SX: Mana yang Lebih Nyaman untuk Perjalanan Jauh?
    New Yamaha MT-25 vs Suzuki V-Strom 250SX: Mana yang Lebih Nyaman untuk Perjalanan Jauh?
    Zenuar Yoga . 21 Agu, 2025
  • Profil QJMotor SRK 800 RR, Sportbike 4-Silinder Seharga Rp249,9 Juta
    Profil QJMotor SRK 800 RR, Sportbike 4-Silinder Seharga Rp249,9 Juta
    Anjar Leksana . 21 Agu, 2025
  • Duel Cruiser Modern dengan Cita Rasa Klasik: Honda Rebel 500 vs Royal Enfield Super Meteor 650, Pilih Mana?
    Duel Cruiser Modern dengan Cita Rasa Klasik: Honda Rebel 500 vs Royal Enfield Super Meteor 650, Pilih Mana?
    Zenuar Yoga . 11 Agu, 2025
  • Jangan Sembarangan! Ini Tips Merawat Helm Premium Agar Awet
    Jangan Sembarangan! Ini Tips Merawat Helm Premium Agar Awet
    Zenuar Yoga . 20 Agu, 2025
  • Yamaha Mio M3 125: Skutik Lincah yang Mudah Dimodifikasi
    Yamaha Mio M3 125: Skutik Lincah yang Mudah Dimodifikasi
    Zenuar Yoga . 03 Jul, 2025
  • Tips Rawat Baterai Motor Listrik Agar Awet ala United E-Motor
    Tips Rawat Baterai Motor Listrik Agar Awet ala United E-Motor
    Bangkit Jaya Putra . 21 Apr, 2025
  • Wajib Lakukan Ini Bila Motor Ditinggal Mudik Lebaran
    Wajib Lakukan Ini Bila Motor Ditinggal Mudik Lebaran
    Zenuar Yoga . 27 Mar, 2025
  • Biar Aman, 7 Komponen Ini Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Menggunakan Motor
    Biar Aman, 7 Komponen Ini Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Menggunakan Motor
    Zenuar Yoga . 27 Mar, 2025
  • First Ride Honda ADV160 RoadSync 2025: Tambahan Fitur yang Lebih Nyaman
    First Ride Honda ADV160 RoadSync 2025: Tambahan Fitur yang Lebih Nyaman
    Setyo Adi Nugroho . 16 Sep, 2025
  • Test Ride Maka Cavalry: Jadi Standar Skutik Listrik Lokal yang Ideal
    Test Ride Maka Cavalry: Jadi Standar Skutik Listrik Lokal yang Ideal
    Bangkit Jaya Putra . 04 Mar, 2025
  • First Ride 4 Model QJMotor: Mana yang Cocok untuk Anda?
    First Ride 4 Model QJMotor: Mana yang Cocok untuk Anda?
    Zenuar Yoga . 03 Mar, 2025
  • Test Ride New Honda PCX 160 Roadsync: Teknologi Tepat Guna untuk Berkendara Nyaman
    Test Ride New Honda PCX 160 Roadsync: Teknologi Tepat Guna untuk Berkendara Nyaman
    Setyo Adi Nugroho . 27 Feb, 2025
  • First Ride Yamaha Aerox Alpha: Pembuktian Matic Sport Bukan Cuma Gimik
    First Ride Yamaha Aerox Alpha: Pembuktian Matic Sport Bukan Cuma Gimik
    Bangkit Jaya Putra . 16 Jan, 2025