Daihatsu resmi melepas Rocky e-Smart Hybrid ke pasar dengan banderol Rp299,85 juta on the road Jakarta. SUV kompak ini bukan sekadar menawarkan sensasi berkendara hemat bahan bakar, tapi juga ramah lingkungan. Menariknya, calon konsumen tak harus langsung melunasi penuh. Ada opsi kredit yang disediakan, sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan, entah cicilan bulanan ringan atau tenor panjang.
Skema pembiayaan memakai perhitungan bank syariah dengan uang muka minimal 20 persen. Sistemnya ADDB (angsuran pertama dibayar di belakang) dan sudah mencakup asuransi kombinasi. Di pembayaran awal, konsumen akan dikenakan DP nett, biaya admin, provisi, serta fidusia. Kalau ingin yang paling ringan, cicilan bisa mulai Rp4,4 jutaan per bulan dengan tenor hingga tujuh tahun.
Tenor |
12 Bulan |
24 Bulan |
36 Bulan |
48 Bulan |
60 Bulan |
72 Bulan |
84 Bulan |
Total Bayar Pertama |
71.771.730 |
77.577.951 |
82.480.498 |
87.056.209 |
92.065.203 |
80.879.299 |
81.604.936 |
Margin |
2,22% |
2,78% |
3,71% |
4,13% |
4,62% |
7,42% |
7,87% |
Cicilan Bulanan |
20.434.000 |
10.551.000 |
7.405.000 |
5.824.000 |
4.922.000 |
4.815.000 |
4.429.000 |
Rocky anyar ini mengusung teknologi series hybrid yang sudah dipakai di Jepang sejak 2021. Artinya, roda sepenuhnya digerakkan motor listrik. Mesin bensin hanya bertugas sebagai generator pengisi daya baterai. Hasilnya, efisiensi bahan bakar lebih optimal, akselerasi responsif, dan tidak perlu pusing mencari SPKLU karena bensin tetap jadi sumber energi utama.
Rocky e-Smart Hybrid dibekali mesin 1.2 liter plus transmisi khusus hybrid transaxle. Sistem ini bekerja bareng motor listrik bertenaga 106 PS dengan torsi instan 170 Nm. Akselerasi 0–100 km/jam bisa dituntaskan dalam 10,36 detik—cukup impresif di kelas SUV kompak.
Soal efisiensi, catatannya juga tak main-main. Uji WLTC mencatat 28 km/l, sementara metode JC08 Jepang bahkan menembus 34,8 km/l. Emisi pun sangat rendah, hanya 83 g CO₂/km. Membuatnya relevan dengan kebutuhan mobilitas perkotaan yang makin sadar lingkungan.
Untuk menopang motor listrik, Daihatsu memasang baterai lithium-ion 0,74 kWh. Kapasitasnya memang kecil, tapi setara dengan SUV hybrid medium. Lebih dari cukup menjaga suplai energi stabil tanpa mengorbankan kabin dan bagasi. “Sejak awal, Daihatsu menciptakan teknolog hybrid secara mandiri. Tujuan kami adalah menciptakan hybrid yang memberikan pengalaman berkendara real EV. Namun tetap praktis digunakan sehari-hari, tanpa perlu di-charge,” ujar Yasushi Kyoda, President Director PT Astra Daihatsu Motor.
Fakta lain berdasar data Polreg YTD Mei 2025 mengungkap hal menarik. Lebih dari 70 persen penjualan BEV (Battery Electric Vehicle) terkonsentrasi di Jakarta. Sementara itu, kendaraan hybrid punya distribusi minat yang lebih merata. Yakni sebesar 55,7 persen di Jakarta dan 44,3 persen di luar Jakarta. Artinya, hybrid tak hanya disukai masyarakat perkotaan, tapi juga sudah mulai menjalar di berbagai daerah.
Rocky e-Smart Hybrid mengemban tugas untuk membidik segmen strategis yang selama ini digenggam Daihatsu. Bukan kebetulan, karena kelas mobil di bawah Rp300 juta menguasai hampir 50 persen pasar otomotif Indonesia. Dan ADM memimpin di sini dengan kontribusi 34,5 persen. (ALX)
Baca Juga:
Kapan Daihatsu Ayla EV Meluncur di Indonesia?
Astra Daihatsu Motor Berhasil Cetak 9 Juta Kendaraan Selama Berkiprah di Indonesia
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2025. Semua Hak Cipta Dilindungi.