TEST RIDE: Royal Enfield Himalayan, Melebihi Ekspektasi

JAKARTA, 14 September 2018 -- Pesatnya pendapatan bisnis global, perkembangan skala industri, serta visi masa depan Royal Enfield (RE), bermuara pada lahirnya Royal Enfield Himalayan. Motor cross-purpose dengan harga terjangkau ini diberikan sentuhan gaya desain klasik dan hanya dijual di bawah Rp 100 juta saja. Namun, benarkah value yang ditawarkan melebihi harga jualnya? Guna mengetahui kebenarannya, kami diundang oleh Royal Enfield Indonesia menuju sirkuit Patrac, Parigi di Tangerang Selatan, 9 September silam untuk menjajal Royal Enfield Himalayan dalam rangkaian acara bertajuk Royal Enfield Himalayan Demo Day. Tak ingin tanggung, Royal Enfield Indonesia meminta kami untuk menggeber RE Himalayan melintasi bermed corner, whoops, mud pit, hingga mud bogger. Royal Enfield Himalayan adalah sepeda motor yang dibuat khusus untuk petualangan dan turing ini dihadirkan secara resmi PT Distributor Motor Indonesia, dealer resmi Royal Enfield di Indonesia pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Sesuai tema motornya, Himalayan dibekali sentuhan desain layaknya motor adventure lengkap dengan tank guard di sisi kanan dan kiri tangki bahan bakar. Selain itu, garpu depannya tinggi dan suspensi belakang monoshock dipakai guna menegaskan tema offroad yang diusungnya. Walau terlihat jangkung dengan garpu teleskopik menjulang tinggi di depan, sangat mudah menaiki Himalayan. Ini berkat pemakaian jok rendah yang memiliki tinggi 800 mm dari permukaan tanah. Bahkan, tinggi motor 1.350 mm dan pemakaian ban depan berdiameter 21 inci pun tidak membuat saya yang memiliki tinggi 170 cm kesulitan menapakkan kaki di atas tanah ketika duduk di atas motor ini. Sadelnya seolah terpahat dengan baik dan cukup nyaman untuk menjalankan tugasnya. Namun, jok itu begitu ramping sehingga tidak akan terasa nyaman bagi pengendara bertubuh besar. Seperti halnya mengendarai sepeda motor yang berorientasi pada petualangan, posisi berkendara Himalayan nyaman dengan punggung tegak, dan kaki dalam posisi menekuk. Transisi ke posisi berdiri sangat mudah dan alami, bahkan untuk pengendara bertubuh tinggi. Di bagian depan motor terdapat fairing mini bertujuan melindungi panel instrumen. Dengan bobot 191 kg, saya sempat underestimate dengan kemampuan motor berkapasitas 410 cc ini. Rupanya saya keliru. Motor ini terasa ringan dengan setang yang mudah dikendalikan, dan seimbang sehingga menambah rasa percaya diri ketika membesutnya di atas trek tanah. Masih di atas trek tanah, roda depan berdiameter 21 inci dibalut ban Pirelli MT60 tidak hanya menambah rasa percaya diri, namun mampu menapak sangat baik di trek motorcross. Fusi keduanya  menyajikan rasa pengendalian yang bisa kita prediksi sehingga motor begitu mudah dikendalikan. Ini akan sangat membantu apabila Anda masih dalam kategori pemula. Garpu depan berdiameter 41 mm dan monoshock di belakang dapat meredam guncangan dengan baik ketika melintasi whoops (dalam istilah motorcross adalah gundukan kecil semacam polisi tidur), dan table top. Mesinnya menggunakan konfigurasi 1 silinder, SOHC, 4 langkah, berpendingin udara, bertenaga puncak 24,5 hp pada 6.500 rpm dengan torsi 36 Nm pada 4.250 rpm. Mesin tersebut ditopang oleh cradle frame. Koplingnya ringan, dan akselerasinya halus. Meski begitu, mesin ini cukup bisa diandalkan saat melalui turunan cukup terjal dan ketika mendaki tanjakan buatan setelah melewati lumpur dalam. Menggunakan rem cakram berukuran 300 mm dua kaliper piston di depan, dan cakram berukuran 240 mm, satu kaliper piston di belakang tidak memberi pengereman yang maksimal di atas medan offroad. Bagi kami tidak terlalu masalah. Toh, kita juga tidak direkomendasikan untuk melakukan sudden braking di atas medan tanah karena berbahaya. Bicara soal kaki-kaki, travel suspensi depan RE sepanjang 220 mm (kurang 75 mm dari CRF250 Rally, namun lebih panjang BMW GS310). Travel suspensi belakang sepanjang 180 mm mampu menyerap benturan dengan baik. Kekurangan menurut saya adalah pada peredaman shock belakang yang diatur sangat lembut, sehingga tidak memberikan sokongan maksimal ketika dibesut kencang melintasi whoops atau ketika menikung cepat. Kekurangan lainnya adalah pada resposivitas mesin berkapasitas 411 cc milik Himalayan. Motor ini tidak memiliki puncak torsi yang tinggi, hingga perangkat elektronika layaknya motor modern asal Eropa atau Asia lainnya. Tetapi RE berdalih inilah cara memberikan cita rasa klasik yang diusungnya. Jujur saja, inilah pertama kalinya saya mengendarai Himalayan di medan offroad. Impresi saya: tidak jelek sama sekali. Cukup mumpuni di medan offroad, Mesinnya lebih sempurna dari mesin milik Bullet dan Classic. Rasio gigi satu dan dua yang panjang membuatnya enak dipakai melahap trek offroad. Motor ini mudah dikendalikan dan lebih berorientasi ke medan offroad ketimbang onroad. Ini ditambah dengan desain yang juga menarik, meskipun finishingnya kurang halus. Akan tetapi, jangan berharap banyak pada performanya, karena motor ini lebih tepat bagi mereka yang suka pada tampilan klasik dan berkendara santai di jalan raya maupun saat offroad. REZA ERLANGGA

Baca Semua

Artikel Unggulan

Artikel yang direkomendasikan untuk anda

Baca Semua

Motor Unggulan

  • Yang Akan Datang

Artikel Motor dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test
  • Euro Motor Samurai 155, Versi KW Super Honda Vario 160
    Euro Motor Samurai 155, Versi KW Super Honda Vario 160
    Anjar Leksana . 04 Jul, 2025
  • United E-Motor Berikan Diskon Menarik di JFK 2025
    United E-Motor Berikan Diskon Menarik di JFK 2025
    Setyo Adi Nugroho . 03 Jul, 2025
  • Cari Skuter Classic, WMoto Velora 150 Dijual Lebih Murah dari Vespa
    Cari Skuter Classic, WMoto Velora 150 Dijual Lebih Murah dari Vespa
    Anjar Leksana . 02 Jul, 2025
  • Fazzio Modifest Bali 2025: Gen Z Tunjukkan Kreativitas Modifikasi Skuter di Bawah Rp1 Juta
    Fazzio Modifest Bali 2025: Gen Z Tunjukkan Kreativitas Modifikasi Skuter di Bawah Rp1 Juta
    Zenuar Yoga . 01 Jul, 2025
  • MotoGP Belanda 2025: Marc Marquez Mendominasi di Assen, Alex Marquez Alami Nasib Buruk
    MotoGP Belanda 2025: Marc Marquez Mendominasi di Assen, Alex Marquez Alami Nasib Buruk
    Zenuar Yoga . 30 Jun, 2025
  • Ini Kelengkapan Gear Ultima yang Bikin Perjalanan Touring Jakarta-Yogyakarta Jadi Menyenangkan
    Ini Kelengkapan Gear Ultima yang Bikin Perjalanan Touring Jakarta-Yogyakarta Jadi Menyenangkan
    Zenuar Yoga . 03 Jul, 2025
  • Yamaha Mio: Sang Legenda yang Tak Pernah Padam dan Kembali Berjaya di Tengah Gempuran Skutik modern
    Yamaha Mio: Sang Legenda yang Tak Pernah Padam dan Kembali Berjaya di Tengah Gempuran Skutik modern
    Zenuar Yoga . 02 Jul, 2025
  • 6 Kelebihan Maka Cavalry: Motor Listrik Enak Buat Harian dan Touring Tipis
    6 Kelebihan Maka Cavalry: Motor Listrik Enak Buat Harian dan Touring Tipis
    Ardiantomi . 01 Jul, 2025
  • Adu Gengsi Skutik Canggih! Yamaha Nmax Turbo vs Honda PCX160 Roadsync, Mana Layak Dipilih?
    Adu Gengsi Skutik Canggih! Yamaha Nmax Turbo vs Honda PCX160 Roadsync, Mana Layak Dipilih?
    Zenuar Yoga . 10 Jun, 2025
  • Cari Skutik Nyaman Buat Perjalanan Jauh? Ini Rekomendasinya
    Cari Skutik Nyaman Buat Perjalanan Jauh? Ini Rekomendasinya
    Zenuar Yoga . 09 Jun, 2025
  • Yamaha Mio M3 125: Skutik Lincah yang Mudah Dimodifikasi
    Yamaha Mio M3 125: Skutik Lincah yang Mudah Dimodifikasi
    Zenuar Yoga . 03 Jul, 2025
  • Tips Rawat Baterai Motor Listrik Agar Awet ala United E-Motor
    Tips Rawat Baterai Motor Listrik Agar Awet ala United E-Motor
    Bangkit Jaya Putra . 21 Apr, 2025
  • Wajib Lakukan Ini Bila Motor Ditinggal Mudik Lebaran
    Wajib Lakukan Ini Bila Motor Ditinggal Mudik Lebaran
    Zenuar Yoga . 27 Mar, 2025
  • Biar Aman, 7 Komponen Ini Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Menggunakan Motor
    Biar Aman, 7 Komponen Ini Wajib Diperiksa Sebelum Mudik Menggunakan Motor
    Zenuar Yoga . 27 Mar, 2025
  • Terpaksa Mudik Pakai Motor, Perhatikan Hal Ini Sebelum Berangkat
    Terpaksa Mudik Pakai Motor, Perhatikan Hal Ini Sebelum Berangkat
    Zenuar Yoga . 18 Mar, 2025
  • Test Ride Maka Cavalry: Jadi Standar Skutik Listrik Lokal yang Ideal
    Test Ride Maka Cavalry: Jadi Standar Skutik Listrik Lokal yang Ideal
    Bangkit Jaya Putra . 04 Mar, 2025
  • First Ride 4 Model QJMotor: Mana yang Cocok untuk Anda?
    First Ride 4 Model QJMotor: Mana yang Cocok untuk Anda?
    Zenuar Yoga . 03 Mar, 2025
  • Test Ride New Honda PCX 160 Roadsync: Teknologi Tepat Guna untuk Berkendara Nyaman
    Test Ride New Honda PCX 160 Roadsync: Teknologi Tepat Guna untuk Berkendara Nyaman
    Setyo Adi Nugroho . 27 Feb, 2025
  • First Ride Yamaha Aerox Alpha: Pembuktian Matic Sport Bukan Cuma Gimik
    First Ride Yamaha Aerox Alpha: Pembuktian Matic Sport Bukan Cuma Gimik
    Bangkit Jaya Putra . 16 Jan, 2025
  • First Ride Honda CUV e: Senyap dan Bertenaga
    First Ride Honda CUV e: Senyap dan Bertenaga
    Zenuar Yoga . 02 Jan, 2025