Turing Motor Trail Jakarta - Ujung Genteng (Bagian 2)

JAKARTA, 16 September 2017 -- Setelah menginap di Parung Kuda, pada Sabtu paginya jam 5, kami berangkat menuju Ujung Genteng. Mengisi perut dulu di daerah Terminal Cikembar, perjalanan masih jauh broo. Dari tempat kami sarapan di Cikembar, kami masuk ke Jalan Pelabuhan II, lantas kira-kira 5 km menelusuri jalanan itu kami belok kanan masuk ke Jalan Yonif 310. Patokannya terdapat pintu gerbang Komplek Batalyon Infanteri 310. Kondisi jalannya sepi, berkelok-kelok dan sebagian besar rusak dengan beberapa tambalan kasar berbatu. Perlu ekstra hati-hati di sini. Setelah menelusuri jalan Yonif 310, Anda akan masuk ke daerah Jampang Tengah dan Bojong Lopang. Kondisi jalannya lebih rawan lagi. Berlubang dan ditambal dengan batu-batu kecil atau pun besar. Harus hati-hati karena pada tambalan itu terdapat pasir dan kerikil yang lepas sehingga bisa membuat motor tergelincir, terutama jika mengerem mendadak. Hati-hati juga truk tanah dan pasir yang lalu lalang, karena di sepanjang jalan terdapat lokasi penambangan batu kapur. Berkat motor trail yang kami tunggangi,  kondisi jalan tidak terlalu masalah buat kami. Memang enak naik trail pada kondisi jalan yang rusak, tak perlu banyak mengerem, hajar saja jalanan rusak dan berpermukaan tinggi. Cuma yang agak melelahkannya adalah kalau masuk tikungan. Ground clearance yang tinggi membuat motor trail lebih perlahan masuk tikungan. Kalau ingin lebih cepat turunkan kaki sebelah, jadi lebih mengasyikkan. View yang disuguhkan di sepanjang ajib banget. Pemandangan perbukitan, lengkap dengan lembah-lembah terjal, jalanan berkelok-kelok. Kami sempat beristirahat ngopi di Kampung Ciganok yang menyuguhkan hamparan lembah dan perbukitan. Nah tak jauh dari kampung ini ada perkebunan teh, kami pun menjajal rute off-road sejauh 5 km menelusuri perkebunan. Tembus-tembusnya di jalan raya yang membawa kami tidak jauh dari pertigaan Kiara Dua, yang merupakan pertemuan jalan dari Sukabumi dan Pelabuhan Ratu. Waktu kami sampai di pertigaan Kiara Dua, kami ambil jalan lurus menuju Ujung Genteng. Kondisi jalannya lebih bagus dibandingkan jalanan dari Cikembar – Kiara Dua. Namun jalanan tetap sepi dan twisty sebagaimana karakter jalan di pedesaan tapi lebih mulus. Jika Anda menelusuri jalanan itu, Anda akan menemukan pertigaan ke Tegal Buleud dan Sindang Barang dan bisa tembus Pangandaran atau menikmati air terjun Cikaso yang terkenal. Sepanjang perjalanan Anda akan menikmati keindahan alam yang tiada duanya. Hutan karet, lembah, perbukitan, air terjun, sungai, persawahan dan kebun kelapa. Anda juga bisa melihat bagaimana para petani gula menyadap kelapa untuk dijadikan gula merah. Sampai di Ujung Genteng Anda akan disuguhi hamparan pasir putih, lautan luas dan seafood yang segar. Waktu kami sampai di Ujung Genteng tepat makan siang. Kami membeli ikan dan kepiting segar di tempat pelelangan ikan kecil yang terletak tepat di depan warung tempat kami makan. Harganya terjangkau, setelah itu kami masak di warung. Legaa.  Setelah makan dan kenyang, kami jalan-jalan mengeksplore Ujung Genteng termasuk ke tempat penangkaran penyu di Pantai Pangumbahan. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta, kami mengambil jalan melewati Pelabuhan Ratu lantas Cikidang karena kami anggap jarak tempuhnya lebih pendek dan kondisi jalannya lebih mulus. Tiba di Jakarta pukul 2 dinihari setelah bertolak dari Ujung Genteng pukul 17.00 sore dan sempat istirahat 1,5 jam di Pelabuhan Ratu. [gallery columns="4" ids="27214,27213,27215,27216,27217,27218,27219,27220"> EKA ZULKARNAIN