Perlunya Pengecekan Ban Mobil Sebelum Perjalanan Jauh dan saat Musim Hujan
Tak sedikit masyarakat memilih mudik Nataru menggunakan kendaraan pribadi. Ketika jarak tempuh semakin panjang dan durasi berkendara lebih lama dari biasanya, kesiapan kendaraan serta kondisi pengemudi menjadi faktor penentu keselamatan. Apalagi perjalanan akhir tahun kerap beririsan dengan musim hujan, di mana permukaan jalan cenderung licin akibat genangan dan curah hujan tinggi. Dalam situasi ini, kesehatan kendaraan wajib berada di titik optimal—terutama ban sebagai bidang pijak utama kendaraan.
KEY TAKEAWAYS
Cek kondisi ban sebelum perjalanan jauh dan menghadapi musim hujan
Michelin Indonesia menyarankan pengemudi memastikan kondisi ban secara menyeluruh. Mulai dari tingkat keausan, tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan, hingga memastikan ban cadangan dalam kondisi layak pakai. Pemeriksaan kendaraan secara menyeluruh juga perlu dilakukan, mencakup oli mesin, sistem pengereman, cairan pendingin, wiper, serta fungsi seluruh lampu kendaraan.Ban, Fondasi Keselamatan Berkendara
Ban memegang peran krusial karena menjadi satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Dalam konteks perjalanan jarak jauh di periode libur akhir tahun, peran tersebut kian vital. Kendaraan digunakan lebih intens, menempuh jarak ratusan kilometer, serta tak jarang membawa muatan lebih berat dibanding penggunaan harian.
Pada kendaraan bermesin konvensional (ICE), perjalanan jauh dengan beban penuh menuntut ban yang mampu menjaga stabilitas sekaligus kenyamanan secara konsisten. Kondisi ban yang prima membantu pengemudi mempertahankan kendali kendaraan, terutama saat berkendara dalam durasi panjang maupun menghadapi variasi karakter jalan.
Sementara di kendaraan hybrid, karakter berkendara yang memadukan mesin konvensional dan motor listrik menjadikan efisiensi sebagai salah satu fokus utama. Ban yang tepat berperan menjaga kestabilan dan kenyamanan berkendara tanpa mengorbankan efisiensi energi, baik di rute perkotaan maupun perjalanan antarkota.
Berbeda lagi dengan kendaraan listrik (EV). Bobot kendaraan yang cenderung lebih berat serta torsi instan sejak putaran awal membuat kondisi ban—mulai dari struktur hingga daya cengkeram—menjadi faktor krusial. Ban harus mampu menjaga kendali kendaraan sekaligus memberikan kenyamanan sepanjang perjalanan.
Memasuki musim hujan, tantangan semakin bertambah. Jalan basah dan licin meningkatkan risiko selip serta kehilangan kendali. Dalam kondisi ini, kemampuan cengkeram ban di permukaan basah (wet grip) menjadi faktor penentu keselamatan bagi seluruh jenis kendaraan. Desain tapak dan kedalaman alur yang optimal berfungsi mengalirkan air dari permukaan jalan, menjaga kontak ban dengan aspal, serta meminimalkan risiko aquaplaning saat pengereman maupun bermanuver.
“Pada perjalanan jarak jauh, terutama ketika kendaraan membawa muatan lebih dan digunakan lebih lama dari biasanya, kondisi ban menjadi semakin krusial. Wet grip yang optimal membantu pengemudi menjaga kendali kendaraan di jalan basah, terlepas dari teknologi kendaraan yang digunakan,” ujar Mochammad Fachrul Rozi, Product Manager Michelin Indonesia, dalam keterangan resmi.
Persiapan Kendaraan dan Perjalanan Sebelum Road Trip
Sebelum memulai perjalanan, Michelin Indonesia menyarankan pengemudi memastikan kondisi ban secara menyeluruh. Mulai dari tingkat keausan, tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan, hingga memastikan ban cadangan dalam kondisi layak pakai. Pemeriksaan kendaraan secara menyeluruh juga perlu dilakukan, mencakup oli mesin, sistem pengereman, cairan pendingin, wiper, serta fungsi seluruh lampu kendaraan.
Tekanan angin ban menjadi salah satu aspek yang kerap diabaikan, padahal dampaknya signifikan. Tekanan terlalu rendah membuat ban lebih cepat panas dan meningkatkan risiko pecah ban saat perjalanan jauh. Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi dapat mengurangi kenyamanan berkendara sekaligus menurunkan daya cengkeram. Idealnya, pengecekan tekanan angin dilakukan sebelum perjalanan ketika ban masih dalam kondisi dingin atau belum digunakan. Sesuaikan tekanan sesuai rekomendasi pabrikan, yang umumnya tertera pada stiker di pilar B sisi pengemudi atau di balik tutup tangki bahan bakar.
Untuk mengantisipasi kondisi darurat di jalan, kendaraan sebaiknya dilengkapi perlengkapan keselamatan. Mulai dari segitiga pengaman, rompi reflektor, dongkrak dan kunci roda, hingga alat pemadam api ringan. Ban cadangan juga wajib dipastikan tersedia dan dalam kondisi prima, termasuk tekanan anginnya. Perlengkapan tambahan seperti kotak P3K dan senter dapat memberi rasa aman ekstra selama perjalanan.
Selain kesiapan kendaraan, perencanaan perjalanan juga tak kalah penting. Pengemudi disarankan memantau kondisi lalu lintas dan cuaca, menyiapkan rute alternatif, serta menata barang bawaan agar tidak mengganggu visibilitas atau membahayakan penumpang.
Keselamatan Dimulai dari Pengemudi dan Penumpang
Michelin mengingatkan bahwa keselamatan mudik tak hanya ditentukan oleh kondisi kendaraan, tetapi juga faktor manusia. Pengemudi perlu memastikan kondisi fisik tetap prima, menghindari konsumsi alkohol, serta beristirahat secara berkala selama perjalanan. Seluruh penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman, termasuk penggunaan kursi anak yang sesuai dengan usia dan berat badan.
Dengan disiplin menerapkan kebiasaan berkendara aman, perjalanan liburan akhir tahun dapat dinikmati dengan lebih nyaman dan minim risiko. Karena pada akhirnya, perjalanan yang baik bukan sekadar soal tiba di tujuan—melainkan pulang dengan selamat bersama orang-orang terdekat. (ALX)
Baca Juga:
Supaya Hemat Baterai, Terapkan Cara Mengendarai Mobil Listrik Seperti Ini
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test