Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengusung tagline ambisius untuk Gear Ultima: “Motor Hebat, Kuat No Debat.” Klaim ini tak dibiarkan sekadar slogan. Empat media otomotif nasional—Oto.com, Otomotif TV (Gridoto.com), Autofun.co.id, dan Otorider.com—dilibatkan langsung dalam ekspedisi lintas pulau untuk menguji ketangguhan skutik hybrid ini. Touring jarak jauh dari Jakarta menuju Bali pun menjadi panggung pembuktian.
Perjalanan dibagi menjadi dua etape. Otomotif TV menempuh jalur utara, sementara tim Oto.com mengambil jalur selatan. Keduanya bertemu di Yogyakarta, lalu estafet dilanjutkan oleh Autofun dan Otorider menuju Bali. Jalur yang dipilih bukan sembarang rute: penuh tanjakan, tikungan tajam, kemacetan, dan cuaca tak menentu. Semua itu menjadi medan uji nyata bagi Yamaha Gear Ultima.
Perjalanan dimulai dari TB Simatupang, Jakarta Selatan. Setelah mengisi penuh tangki dengan bensin RON 92, dua metode pengujian efisiensi diterapkan. Bangkit menggunakan sistem full-to-full, sementara Zenuar menjalankan full tank challenge untuk melihat seberapa jauh Gear Ultima bisa melaju dalam sekali isi.
Tak lama setelah start, hujan deras menyambut. Jas hujan pun langsung dikenakan. Jalur Puncak menjadi tantangan pertama: tanjakan curam dan tikungan tajam menguji kelincahan dan tenaga Gear Ultima. Memasuki Cipatat dan Padalarang, kemampuan menyalip kendaraan besar menjadi kunci. Di Cimahi dan Bandung, kemacetan padat menguji kesabaran dan ketahanan mesin.
Meski harus menghadapi lalu lintas padat dan lampu merah panjang, Gear Ultima tetap nyaman dikendarai. Jok lebar dan empuk, ruang kaki luas, serta floordeck lapang membuat perjalanan tetap menyenangkan. Setelah menempuh 232 km, Bangkit mencatat konsumsi bahan bakar 4,02 liter—hasilnya, efisiensi mencapai 58 km/liter. Zenuar masih terus melaju, belum mengisi ulang.
Tasikmalaya menjadi titik istirahat pertama. Setelah menempuh ratusan kilometer, Gear Ultima menunjukkan performa yang stabil dan efisien.
Hari kedua dimulai dari Ciamis menuju Wonosobo, melewati Banjar, Majenang, Banyumas, hingga Banjarnegara. Cuaca cerah di pagi hari memberi harapan, namun drama tak lama kemudian terjadi. Gear Ultima yang dikendarai Zenuar mulai “brebet” dan akhirnya mati total di perbatasan Jawa Tengah. Ternyata, ini adalah akhir dari full tank challenge—hasilnya mencengangkan: 315 km dalam sekali isi penuh.
Setelah mengisi ulang, perjalanan dilanjutkan. Di Majenang, hujan kembali turun. Ban belakang Bangkit terasa kempis, namun berkat bagasi 18,6 liter, Zenuar bisa membawa pompa angin portable. Power outlet Gear Ultima pun dimanfaatkan untuk mengaktifkan alat tersebut. Fitur-fitur ini terbukti sangat membantu dalam kondisi darurat.
Jalanan mulai meliuk selepas Genteng. Namun, handling Gear Ultima tetap stabil berkat rangka underbone dan roda 12 inci. Saat memasuki Wangon, hujan deras memaksa tim berhenti sejenak di Banyumas. Langit tak kunjung cerah, dan perjalanan pun dilanjutkan dalam kondisi basah dan dingin.
Menjelang malam, tim akhirnya tiba di Wonosobo. Meski tubuh lelah dan pakaian basah, rasa puas tak terbendung. Gear Ultima berhasil melewati dua hari penuh tantangan dengan performa yang konsisten dan efisiensi luar biasa.
Hari ketiga ekspedisi Gear Ultima dimulai dari Wonosobo, dengan tujuan akhir Yogyakarta. Namun sebelum sampai ke Kota Pelajar, kami memutuskan untuk menempuh jalur yang lebih menantang dan ikonik: Dusun Butuh, Kaliangkrik—yang lebih dikenal sebagai Nepal Van Java. Jalur ini bukan hanya menyuguhkan pemandangan luar biasa, tapi juga menjadi panggung tak terduga untuk menguji ketangguhan skutik hybrid Yamaha ini.
Perjalanan dimulai dengan cuaca cerah dan semangat tinggi. Jalur utama menuju Nepal Van Java kami lalui dengan mulus, hingga Zenuar melihat rute alternatif di peta digital. Jalur pintas itu tampak menjanjikan, dan Bangkit pun menyetujui. Awalnya, jalan cukup lebar dan bersahabat. Namun, semakin jauh masuk, jalur mulai menyempit, berubah menjadi jalan setapak, dan akhirnya kami tersesat di tengah kebun kol milik warga.
Di tengah kebingungan, kami bertemu dua petani yang sedang memanen. Mereka memberi petunjuk arah, dan di saat bersamaan, Bangkit mengusulkan ide spontan: membantu mengangkut karung kol ke jalan utama. Para petani menyambut baik tawaran itu. Kami pun memuat karung-karung kol—masing-masing seberat 50–60 kg—ke atas Gear Ultima.
Dalam kondisi seperti ini, fitur-fitur praktis Gear Ultima benar-benar terasa manfaatnya. Handle belakang yang lebar dan kokoh menjadi titik tumpu ideal untuk mengikat karung. Floordeck yang luas juga sanggup menampung satu karung besar. Bahkan gantungan ganda di bagian depan tetap bisa digunakan untuk membawa tas tambahan.
Meski harus melewati jalur berbatu dan tanah, Gear Ultima tetap melaju stabil. Padahal, motor yang dikendarai Bangkit mengangkut dua karung kol sekaligus—total bobot tambahan lebih dari 100 kg. Mesin Blue Core Hybrid 125 cc yang digunakan terbukti cukup bertenaga dan efisien, bahkan dalam kondisi ekstrem seperti ini.
Setelah kembali ke jalur utama, kami akhirnya tiba di Dusun Butuh. Hujan kembali turun, dan kami memutuskan untuk berteduh di sebuah kafe sebelum gerbang masuk. Secangkir kopi panas, kabut tipis, dan pemandangan lereng Gunung Sumbing menjadi penutup sempurna dari petualangan tak terduga hari itu.
Namun perjalanan belum selesai. Kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju Magelang dan akhirnya Yogyakarta. Rute menurun dan berkelok di lereng gunung kami lalui dengan hati-hati, ditemani rintik hujan yang tak kunjung reda. Setelah singgah sejenak di Alun-alun Magelang untuk makan malam, kami melanjutkan perjalanan malam menuju penginapan di Jalan Mangkuyudan, Yogyakarta. Hari ketiga ditutup dengan rasa puas dan kagum atas daya tahan Gear Ultima.
Hari keempat menjadi waktu rehat. Kami tidak melakukan perjalanan jauh, hanya berkeliling Kota Yogyakarta, menikmati suasana santai dan mengunjungi beberapa titik wisata. Di sela waktu luang, kami memanfaatkan fitur Y-Connect untuk memantau kondisi motor.
Teknologi ini memungkinkan kami melihat notifikasi pesan, panggilan masuk, hingga status kendaraan secara real-time. Bahkan pengingat servis dan navigasi pun tersedia. Fitur ini sebelumnya hanya tersedia di lini Maxi dan Classy Yamaha, namun kini hadir juga di Gear Ultima—membuktikan bahwa skutik ini memang dirancang untuk generasi yang melek teknologi.
Hari kelima menjadi momen penting dalam ekspedisi ini. Kami bertemu dengan tim media lain di Montero Café, Yogyakarta, untuk melakukan serah terima unit Gear Ultima. Tim Oto.com yang telah menempuh jalur selatan dari Jakarta menyerahkan estafet kepada tim Autofun.co.id yang akan melanjutkan perjalanan menuju Bali melalui jalur utara.
Pertemuan ini juga menjadi ajang berbagi cerita dan pengalaman. Tim Otomotif TV yang menempuh jalur Pantura turut hadir, dan diskusi pun mengalir tentang performa Gear Ultima di berbagai medan. Momen ini menandai berakhirnya etape pertama dari perjalanan panjang Gear Ultima, sebuah pembuktian nyata bahwa skutik ini memang “Kuat No Debat”. (Bgx)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2025. Semua Hak Cipta Dilindungi.