Royal Enfield Tour of Indonesia Beraksi di Erupsi Bromo
Jakarta, 26 Maret 2019 - Etape keempat menjadi salah satu agenda paling ditunggu dalam perjalanan Royal Enfield Tour of Indonesia yang digelar mulai 18-23 Maret silam. Mengapa? Karena pada etape ini, peserta diajak menikmati jalur dari kota Batu, Malang, melintasi Gunung Bromo sebelum finish di Hotel Utama Raya, Paiton, Situbondo Jawa Timur.
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut ini, terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Tentu amat menyenangkan sekaligus menantang melakukan kegiatan bermotor di atas hamparan lautan pasir gunung Bromo yang telah lama menjadi magnet para pemotor.
Selepas melakukan persiapan dan sarapan, rombongan Royal Enfield Tour of Indonesia yang dipandu oleh Royal Riders Jawa Timur, mulai bergerak keluar kota Batu, Malang. Perjalananan yang sebelumnya terasa monoton, berubah menjadi tantangan penuh adrenalin ketika kami dihadapkan dengan tanjakan terjal dan turunan tajam di jalur Pananjakan sebelum tiba di Bromo. Motovaganza yang menjajal Royal Enfield Himalayan tidak merasa kesulitan menaklukkan jalur Pananjakan Bromo itu.
Himalayan yang mengusung mesin baru berkode LS410, berkapasitas 411 cc, SOHC, air cooled, fuel injection dengan bore 78 mm dan stroke 86 mm, menghasilkan tenaga maksimal 24,8 hp di 6.500 rpm dan torsi 32 mm pada 4.250 rpm. Limpahan tenaga dan torsi itu menjadikannya perkasa di tanjakan. Tak terasa Himalayan yang Motovaganza kendarai sampai di lautan pasir Gunung Bromo.
Rupanya, gunung berapi aktif tersebut sedang erupsi namun masih aman bagi wisatawan. Waktunya menjajal Himalayan di pasir Gunung Bromo. Motor kami larikan pada kecepatan 40-80 km perjam di atas pasir keras. Aplikasi rangka half-duplex split cradle didukung suspensi depan teleskopik berdiameter 41 mm dengan jarak main 200 mm, dan suspensi monoshock di belakang meredam getaran dengan baik.
Masih di atas trek tanah, roda depan berdiameter 21 inci dibalut ban Pirelli MT60 menapak sangat baik di pasir Bromo. Motor ini juga mudah dikendalikan di atas medan berpasir. Bicara soal kaki-kaki, travel suspensi depan RE sepanjang 220 mm (kurang 75 mm dari CRF250 Rally, namun lebih panjang BMW GS310). Travel suspensi belakang sepanjang 180 mm mampu menyerap benturan dengan baik.
Kekurangan menurut saya adalah pada peredaman shock belakang yang diatur sangat lembut. Kekurangan lainnya adalah pada resposivitas mesin berkapasitas 411 cc milik Himalayan. Kelebihannya, mesin long stroke miliknya mampu menaklukkan jalanan menanjak dan trek pasir tanpa kesulitan. Mesin ini dilengkapi transmisi 5 kecepatan dengan gear rasio rapat. Alhasil, tidak perlu sering-sering memindahkan transmisi karena nafasnya cukup panjang. Overall, kami puas dengan kinerja Himalayan di atas trek pasir Bromo.
Setelahnya, rombongan Royal Enfield Tour of Indonesia melanjutkan perjalanan menuju Hotel Utama Raya untuk beristirahat. Keesokan hari, Tour Of Indonesia akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Dewata Bali.
MOTOVAGANZA
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test