Suzuki Fronx GL matik merupakan salah satu tipe termurah dengan harga Rp271 juta OTR Jakarta. Di balik spesifikasi yang tampak biasa dan tanpa teknologi hybrid ringan, tak bisa dipandang sebelah mata. Ia justru menyimpan daya tarik buat mereka yang cari mobil fungsional, bandel dan tetap ramah kantong. Impresi berkendara bersamanya juga tetap menyenangkan di level SUV ringkas lima penumpang.
Bicara performa. Suzuki Fronx tipe GL menggunakan mesin 1.500 cc berkode K15B, kalau GX dan SGX pakai enjin K15C. Dilihat dari spesifikasi teknis jelas banyak perbedaan. Juga, tidak diberikan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Di balik bonet trim termurah ini, bersemayam jantung pacu 1.462 cc. Ukuran diameter kali Langkah 74 mm x 85 mm berikut rasio kompresi 10,5:1 yang bisa menenggak RON rendah.
Tarian pembakaran empat piston menyuguhkan daya 77 kW (105 PS) sejak 6.000 rpm. Kemudian momen puntir puncak digapai 138 Nm dari 4.000 rpm. Lantas yang membedakannya lagi. Energi kinetik itu disalurkan ke roda depan (FWD) pakai opsi transmisi AT konvensional 4-speed. Selama di GIIAS 2025, Anda juga bisa menjajal langsung di area test drive di belakang booth Suzuki.
Karakter mesin dan penyaluran masih terasa sama dengan produk-produk Suzuki lain di Indonesia. Respons mesin mirip dengan Suzuki Baleno. Ya wajar, sebab mereka menggunakan platform yang sama. Putaran bawah dari 1.000 rpm sudah cukup terisi. Ketika kita injak pedal akselerator sedikit. Mobil sudah bisa meluncur. Dorongan tenaga tidak begitu lembek. Sangat cocok dipakai buat penunjang mobilitas harian.
Walau menggunakan jenis penyaluran tenaga ke roda depan via matik konvensional 4-speed. Namun perpindahan gigi masih terasa mulus, tak kalah dari tipe CVT. Jenis AT juga terkenal memiliki durabilitas lebih lama dan perawatan cenderung murah, tak gampang rewel. Asal rutin servis di bengkel resmi.
Lalu suspensi menjadi salah satu nilai jual yang wajib dirasakan oleh calon konsumen. Suzuki Fronx mengadopsi peredam guncangan berjenis MacPherson strut di bagian depan dan torsion beam di belakang. Konstruksi ini berpadu dengan bobot kotor kendaraan ringan yaitu 1.480 kg, wheelbase 2.520 mm serta ukuran ban 195/60 R16.
Hasilnya, karakter ayunan terasa lebih rigid dibanding Baleno. Sedikit keras saat ban melindas speed bump dari karet yang sengaja dipasang di area test drive GIIAS 2025. Gerak translasi dari masing-masing pegas dirasa cepat. Sehingga rebound jadi padat. Namun untuk bergerak kencang di jalan lurus cenderung minim gejala limbung. Masih masuk akal, sebab memang bantingan jenis SUV kompak rata-rata seperti ini.
Rasa handling berkendara juga masih asyik seperti produk Suzuki lainnya di Indonesia. Ratio steering rack punya karakter, tidak kosong. Cenderung medium, tak terlampau ringan. Sehingga enak digenggam dan mudah menemukan penyatuan bersama Fronx GL. Radius putarnya 4,8 meter memudahkan kita bergerak di jalanan sempit. Ia layak menjadi penghuni garasi rumah, penunjang mobilitas perkotaan. (Alx)
Baca Juga:
Ada di GIIAS 2025, Ini Perbedaan dan Persamaan Suzuki e-Vitara dengan Toyota Urban Cruiser EV
Suzuki APV Arena SGX Muncul Lagi di GIIAS 2025, Mobil Jadul Fungsional
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2025. Semua Hak Cipta Dilindungi.